Sabtu, 10 Januari 2015


  1.  RUKA



Rukun Karya adalah suatu ketoprak madura yang dipimpin Alm. H. Harun keron dan Dipimpin ke Putranya Edi Suhandi Keron dan Wakil Pimpinan Atnan Marmuji, yang beralamat Desa Tanjung Kec. Saronggi Kab. Sumenep Madura

KETOPRAK MADURA RUKUN KARYA

"TARI JAKA TARUP DI MAINKAN OLEH KETOPRAK MADURA RUKUN KARYA..."
 

Kisah ini berputar pada kehidupan tokoh utama yang bernama Jaka Tarub ("pemuda dari Tarub"). Setelah dewasa ia digelari Ki Ageng Tarub. Ki Ageng Tarub adalah tokoh yang dianggap sebagai leluhur dinasti Mataram, dinasti yang menguasai politik tanah Jawa - sebagian atau seluruhnya - sejak abad ke-17 hingga sekarang. Menurut sumber masyarakat di desa Widodaren, Gerih, Ngawi, peristiwa ini terjadi di desa tersebut. Sebagai bukti masyarakat setempat percaya karena terdapat petilasan makam Jaka Tarub di desa tersebut. Rata-rata masyarakat setempat yang sudah lanjut usia tahu jalan cerita Jaka Tarub dengan 7 bidadari. Nama desa Widodaren itu dipercayai masyarakat setempat berasal dari kata widodari yang berarti dalam bahasa Indonesia adalah bidadari. Di desa ini juga terdapat sendang yang konon dulu adalah tempat para bidadari mandi dan Jaka Tarub mengambil selendang salah satu bidadari.

Minggu, 14 Desember 2014



Keberadaan Ketoprak Madura Rukun Karya dalam kehidupan Masyarakat menentukan pertumbuhan dan perkembangan ketoprak sebagai bentuk kesenian. Suatu bentuk kesenian yang menjadi salah satu kebutuhan masyarakat secara berangsur- angsur akan hilang dan punah. Namun kepedulian dan rasa memiliki pada kesenian ketoprak membuat kelompok Ketoprak Madura Rukun Karya dapat tumbuh dan berkembang di tengah kehidupan Masyarakat. Kelompok yang terbentuk dari masyarakat yang keseharian tidak terlepas dari pengaruh agama Islam dan memiliki budaya yang keras, dan berakar dari suatu perselisihan dalam kesenian sehingga kelompok Rukun Karya memiliki hubungan antar anggota yang kuat dan mampu bertahan serta dapat diterima dikalangan masyarakat desa Tanjung dan masyarakat luar. Kelompok Ketoprak Madura Rukun Karya berkembang dengan pesat di kalangan masyarakat bahkan bisa dikatakan maju dengan beberapa jadwal panggung yang padat hingga tahun 2018 dan beberapa aset kelompok yang luar biasa, kelompok Rukun Karya sudah melakukan pementasan diberbagai tempat di pulau Madura dan daerah Mandalungan di daerah Jawa bahkan sudah menjamah pulau Bali, namun masih banyak orang yang tidak tahu  jika ada kesenian ketoprak di pulau Madura Khususnya di kabupaten Sumenep. Masyarakat luas tidak mengerti jika kelompok Ketoprak Madura Rukun Karya ada dan memiliki prestasi yang luar biasa karena kelompok ini menganggap publikasi baik media sosial tidak penting dan
website
untuk kelompok ini tidak ada sehingga wajar saja jika masyarakat luar tidak mengerti karena selama ini publikasi yang dilakukan hanyalah melalui orang ke orang. Kelompok yang mengawali dengan beberapa adaptasi baik bentuk permainan dan budaya setempat sehingga memiliki pertunjukan yang berbeda dengan ketoprak pada kelompok yang lain, menjadikan kelompok ini sebagai acuan bagi kelompok yang ada di kabupaten Sumenep. Konflik yang terjadi dalam lingkungan desa tidak membuat kelompok ini putus asa meskipun perhatian dari

pemerintah tidak ada, mereka tetap bertahan dengan beberapa aturan yang membuat kelompok menyatu dengan masyarakat baik dengan penonton maupun sesama anggota dalam kelompok. Banyak orang berfikir jika seni tradisional tidak mampu menghidupi kehidupan pelakunya dan hanya melakukan kesenian tradisi sebagai hobi dan pekerjaan sampingan saja, sebuah bukti jika kelompok Rukun Karya telah menjawab jika sebuah pemikiran yang demikian salah. Pada kelompok Katoprak Madura Rukun Karya para anggota menjadikan pekerjaan utama mereka dan mampu menghidupi kebutuhan keluarga dan kebutuhan sehari-hari. Kelompok ini memiliki penonton yang fanatik hingga ke berbagai daerah yang tersebar di pulau Jawa Timur hal ini terjadi karena bentuk pertunjukan yang berbeda dengan ketoprak yang ada di sekitar Jawa Timur, baik dari tarian, isi cerita maupun dekorasi yang ditampilkan sehingga mampu menjadi daya tarik masyarakat baik kaum muda maupun tua, pada penampilan lawakan yang sangat ditunggu oleh penonton karena memiliki bahan lawakan yang selalu baru sehingga penonton sangat antusias dan adanya interaksi dengan penonton membuat penonton terbawa dan merasa menjadi bagian dari pertunjukan.
III.II Saran
Pada penelitian ini, peneliti hanya terbatas pada Kajian Sosiologi Ketoprak Madura Rukun Karya saja yang mendalami konteks sosial yang terjadi pada kelompok Rukun Karya, baik dalam kelompok maupun dengan masyarakat sekitar kelompok. Peneliti fokus pada posisi kelompok dalam masyarakat dan interaksi pertunjukannya, serta yang terjadi di depan panggung maupun dibelakang panggung dari konteks sosialnya. Pada kelompok Rukun Karya masih memiliki banyak bahan yang menarik untuk diteliti, baik dari sudut pandang musiknya sebagai pengrawit sehingga mampu menyatu dengan permainan ketoprak sebagai pencipta suasana dan pendukung serta sebagai tanda atau aba- aba untuk pemain, baik untuk mengawali maupun mengahiri dalam sebuah pertunjukan ketoprak. Banyak hal yang belum diteliti dalam kelompok Rukun Karya selain dari sudut pandang musik, dari sudut penyutradaraan dan keaktoran pada Ketoprak Madura Rukun Karya, yang menurut peneliti sangat menarik untuk didalami.